Pertumbuhan ekonomi diukur dari perubahan nilai barang dan jasa yang diproduksi. Namun, nilai barang dan jasa sangat bervariasi antarnegara. Variasi ini sebagian besar disebabkan oleh perbedaan preferensi masyarakat. Beberapa hal lebih berharga bagi sebagian orang daripada yang lain. Misalnya, pemanas lebih berharga bagi penduduk Alaska daripada AC bagi penduduk Florida. Akibatnya, pertumbuhan PDB global melambat karena perbedaan nilai produk yang berbeda di mata masyarakat.
Meskipun pertumbuhan global melambat, standar hidup telah meningkat secara luas di seluruh dunia. Ekonomi Amerika Serikat seharusnya pulih karena secara bertahap mengurangi biaya pinjaman yang tinggi dan menyesuaikan diri dengan permintaan rumah tangga yang melemah. Demikian pula, ekonomi Eropa seharusnya diuntungkan dari pertumbuhan pendapatan riil yang lebih kuat dan penurunan suku bunga kebijakan. Namun, pertumbuhan di Tiongkok kemungkinan akan mengecewakan jika pasar properti terus merosot dan kebijakan moneter negara tersebut menjadi lebih ketat.
Perdagangan global juga kehilangan momentum karena ketegangan perdagangan dan gangguan rantai pasokan menghambat perdagangan global. Di tengah tantangan ini, laporan Prospek Ekonomi Dunia 2024 menyerukan kerja sama internasional yang lebih kuat untuk mengatasi berbagai tantangan termasuk aksi iklim, pembiayaan pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi masalah keberlanjutan utang negara-negara berpendapatan rendah. Ikuti liputan kami tentang Pertemuan tentang Kolaborasi Global, Pertumbuhan, dan Energi untuk Pembangunan untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang dipertaruhkan di momen kritis ini untuk pertumbuhan global. Bergabunglah dalam diskusi dengan Borge Brende, Presiden Grup Bank Dunia, Faisal Alibrahim, Menteri Ekonomi dan Perencanaan, Pemerintah Pakistan, Mian Muhammad Shehbaz Sharif, Perdana Menteri, Pemerintah Pakistan, Stephane Bancel, CEO Moderna Therapeutics, Anna Marks, Direktur Pelaksana, Deloitte, dan Ayhan Kose, Wakil Kepala Ekonom Grup Bank Dunia di Expert Answers.