Analisis Terhadap Kebijakan Moneter Global Terkini

Instabilitas ekonomi global mempengaruhi kebijakan moneter yang diterapkan oleh berbagai negara. Menurut ekonom senior, Tony Prasetiantono, kebijakan pengendalian inflasi dan stabilisasi nilai tukar menjadi fokus utama. “Pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak negara melakukan relaksasi slot pulsa kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Tony.

Federal Reserve (The Fed) sebagai bank sentral Amerika Serikat, misalnya, terus menurunkan suku bunga acuan hingga mendekati nol persen. Kebijakan serupa juga diterapkan oleh Bank of England dan European Central Bank. Langkah ini diharapkan dapat mendorong konsumsi dan investasi di tengah lesunya ekonomi.

Dampak Kebijakan Moneter Global pada Perekonomian Indonesia: Sebuah Tinjauan

Dalam konteks Indonesia, dampak kebijakan moneter global cukup signifikan. Menurut ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, relaksasi kebijakan moneter di beberapa negara maju memberikan tekanan kepada rupiah. “Ketika suku bunga di negara maju turun, investor cenderung mencari pasar dengan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti Indonesia. Namun, ini juga meningkatkan risiko keluar masuknya modal yang cepat (hot money),” jelas Lana.

Selain itu, Bank Indonesia sebagai bank sentral negara ini juga melakukan relaksasi kebijakan moneter melalui penurunan BI Rate dan kebijakan Quantitative Easing. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi, namun juga berpotensi menimbulkan inflasi.

Dampak lainnya adalah peningkatan utang luar negeri. Seiring dengan penurunan suku bunga global, pemerintah Indonesia memanfaatkannya untuk meningkatkan pinjaman luar negeri guna mendanai defisit anggaran. Meski demikian, hal ini juga meningkatkan risiko ketergantungan pada utang luar negeri.

Menyikapi situasi ini, Indonesia perlu memperkuat kebijakan fiskal dan moneter serta menjaga stabilitas makroekonomi. Tekanan eksternal memang tidak dapat dihindari, namun dengan kebijakan yang tepat, dampak negatifnya dapat diminimalisir. Seperti kata Lana, “Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi tekanan global sangat ditentukan oleh kebijakan domestiknya.”